Matahari telah
terbit, kicauan burung terdengar ditelingaku, hari yang sudah lama saya dan
teman-teman nantikan telah tiba. Terbayang olehku hal-hal apa saja yang mungkin
akan terjadi beberapa jam yang akan datang. Lekas aku bangun dan bersiap-siap,
tidak lupa juga untuk bersaat teduh. Aku memeriksa pakaian yang kupakai dari
ujung kaki hingga ujung kepala dengan detail,
berharap tidak ada yang terlewat sedikitpun. Jangan sampai hari yang
telah lama ditentukan ini hancur hanya karena ada sesuatu “kerikil” yang
terlewat dalam pakaianku ini.
Dalam perjalanan, aku mengendarai mobil hampir dengan keadaan setengah
sadar. Telapak tangan dan kakiku masih terasa sangat basah, mengingat waktunya
semakin dekat. Ini mungkin kali pertamaku mengendarai mobil dengan kondisi yang
penuh dengan tekanan, beruntung ada seorang mama yang disebelahku yang
menemani. Sesampainya ditempat yang telah disepakati bersama, aku dengan
beberapa temanku melakukan pemanasan.
Betapa terkejutnya
aku ketika mencoba menyanyikan suatu bagian yang menurutku cukup mudah, malah
aku tidak dapat menyanyikannya, entah lari kemana nada-nada itu. Suasana
membuatku semakin panik. Memang ada yang bilang, kalau hari H itu tiba selalu ada
faktor X yang tidak terduga. Tetapi tetap saja itu membuat aku terkejut. Setelah
beberapa jam melakukan pemanasan, mempersiapkan properti, dan menggunakan
kostum yang seragam kami pergi. Yup…untuk mengikuti kompetisi paduan suara di
salah satu universitas ternama.
Setibanya kami disana, kami sempat ditempatkan di beberapa ruang tunggu dan
sungguh penampilan dari peserta-peserta sebelumnya sungguh mengintimidasiku dan
juga teman-teman. Bahkan, sampai di panggung pun tatapan juri dan penonton
seakan siap menghujamiku dengan peluru-peluru tak kasat mata jika kami
melakukan kesalahan. Lalu, disitulah Tuhan ada dan Tuhan mengingatkanku pada
bahan saat teduhku tadi pagi.
Renunganku ialah Yosua 12, yang menuliskan daftar nama-nama raja yang
dikalahkan oleh bangsa Israel dibawah pimpinan Yosua sebanyak 31 raja. Tuhan
menyertai Yosua dengan sangat luar biasa. Tetapi dibalik itu semua mungkin
Yosua juga tidak akan mengetahui akan ada 31 raja yang dikalahkan, bagaimana caranya untuk menang, mungkin juga tidak tahu cara
menembus tembok yerikho yang berlapis 2 dengan tentara yang lengkap hanya
dengan berputar.
Entah apa yang akan terjadi, mungkin ia juga tidak tahu cara
melawan prajurit terlatih dengan perlengkapan perang yang sedemikian rupa hanya
dengan menggunakan mungkin pisau dapur, mungkin Yosua juga tidak tahu apa yang
akan terjadi dan kemenangan atau kekalahan apa yang akan terjadi.
Tetapi yang
ia tahu ialah Allah yang hidup yang memimpin dia, Allah yang selalu menepati
janjinya, Allah yang tidak meninggalkannya sendiri, dan Allah yang melepaskan
dia dari perbudakkan Mesir.
Saat itu aku merasakan sebagian kecil dari
perjuangan Yosua seorang tokoh Alkitab yang beriman besar. Ada banyak raja-raja
yang ia hadapi, demikian pula ada banyak mata yang memandangku. Tetapi aku
percaya Tuhan yang menolong Yosua melawan musuh-musuhnya, Tuhan yang sama pula
yang berada disampingku, bahkan disampingmu.
At the end kami memang dapat juara satu, do your best and let God do the rest.
Tapi buatku itu lebih dari juara 1 dan best programme, aku bisa lebih mengerti
Firman Tuhan dan pengalamanku berjalan dengan Tuhan semakin indah. Aku bukanlah
seorang yang hebat, Aku bukan orang yang kuat, dan aku bukan orang yang
tangguh, tetapi bersama Tuhan apapun dapat kulalui karena Tuhan besertaku dan
besertamu juga. Tuhan selalu ada di setiap musim kehidupan kita, di saat kita
takut, gugup, senang dan sedih, dan Tuhan yang sama yang selalu menyertai
kehidupan kita. Kiranya kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi pembaca
sekalian. (J)
0 comments:
Post a Comment