• Berharga di MataNya


    Binatang apa yang kami sukai? Saat aku kecil pertanyaan itu sering kudapat dan jawaban yang kuberikan pasti sama. Anjing. Aku sangat ingin memelihara anjing. Tetapi orang tuaku masih belum memperbolehkannya karena memang karena aku dan saudara-saudaraku masih kecil jadi orang tua kami khawatir kalau belum bisa bertanggung jawab dan mengurus peliharaan dengan baik.

    Setelah aku masuk SMP, lagi-lagi yang kuingini pun masih sama. Ingin punya anjing peliharaan. Melihat saudara sepupuku dan juga teman-temanku memiliki anjing, aku juga sangat ingin memilikinya. Tapi masih banyak faktor yang membuat aku belum bisa memelihara seekor anjing. 

    Saat aku duduk di 2 SMP, ketika itu aku letih dan capek dengan tugas-tugasku. Di mobil saat perjalanan pulang sekolah, mama dan adikku bilang "ada kejutan" aku langsung menebak-nebak. Piano? Ukulele? Ranjang baru? Atau apa? aku sama sekali tidak tau dan tidak ada bayangan, semua yang kutebak salah dan mereka bilang tunggu saja sampai di rumah. Aku pun menjadi tidak sabar tentang kejutan yang menantiku.

    Sampai di rumah aku langsung lari, buka pagar rumahku, dan hei disana ada kandang anjing. Kudekati dan hei! Wow! Anjing kecil dengan bulu putih yang kusam dan panjang, berdebu dan dengan keempat kaki yang kotor. Dia melihatku sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Aku tanya ini punya siapa kepada adikku. Ya punya kita ce, diberi hadiah dari engkong (kakek) kata adikku. Hatiku benar- benar senang sekali. 

    Setiap hari, tugas-tugasku sudah tidak menjadi beban. Aku selalu ingin pulang cepat untuk menemui anjing kecilku itu. Hei bagaimana kalau diberi nama Happy, dia selalu senang dan juga membuat setiap orang senang cetusku. Bertahun-tahun kurawat dia, kubersihkan dia, kurapikan bulunya. Dan dia jadi semakin indah. Kami sekeluarga pun juga sangat menyayanginya. Makan bersama, pergi bersama, dan menunjukan ke semua orang betapa senangnya kami memiliki anjing kecil ini. 

    Sampai suatu kali, setelah 2 tahun kami merawatnya. Happy lagi-lagi kabur dari rumah. Dia memang suka sekali lari-lari dan yang membuat khawatir ketika ia tidak tau jalan untuk pulang dan selalu berlari di tengah jalan. Maka kami pun juga sangat menjaganya untuk tidak mengeluarkannya jalan-jalan sendirian. Tapi karena Happy cukup sering keluar, kami mulai melatihnya untuk pulang sendiri dan ternyata dia bisa pulang sendiri. 

    Suatu pagi, pengurus rumah tangga kami datang, dia membuka pagar, dan secepat kilat Happy keluar dan berlari. Karena sudah bisa pulang sendiri aku tidak mengerjarnya karena hari itu aku juga sudah telat sekolah.

    Di sekolah, mama menghubungiku bahwa Happy belum pulang sekitar 3 jam. Aku mulai panik, khawatir, dan teman-temanku berkata kemungkinan Happy untuk kembali pasti kecil. Meski aku tau itu, aku tetap mau mencarinya. Pulang sekolah dalam terik matahari yang panas aku berlari-lari, memanggil-manggil namanya, tanya orang sini situ. Aku mengambil motorku aku keliling seluruh kompleks perumahan, jalan raya, dan terus mencari dan memanggil namanya. Aku benar-benar kangen dan ingin dia pulang. Dan ketika dia pulang itu aku tidak akan memarahinya, aku hanya ingin menggendong dan memeluknya. Berhari-hari kami sekeluarga juga mencari dan berdoa agar menemukan Happy tapi tetap kami tidak bisa menemukannya, sampai hari ini.

    Kejadian ini bukan sekedar berlalu begitu saja, tapi aku tau ada pelajaran yang bisa diambil. Tuhan memberiku hikmat. Aku sadar. Kita harus sadar. Kita semua sama seperti Happy. Kita datang dalam keadaan kotor, keadaan berdebu, tidak terawat. Kita berdosa di hadapan Tuhan. Tapi ketika kita datang dengan sungguh-sungguh, Tuhan akan memeluk kita, mengasihi kita dan mengangkat kita sebagai anakNya. Setiap kita berharga di mataNya. Seperti tertulis di Yesaya 43:4a
     “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau”

    Mungkin kita terkadang kecewa tidak mendapatkan apa yang kita sukai, ingini dan kadang berontak seperti Happy yang ingin keluar berlari sendirian. Kita tidak pernah mengerti kebaikan Tuhan yang seringkali belum terlihat. Tentu saja itu karena Tuhan tahu di luar sana, kita tidak bisa menghadapinya, kita masih polos dan membutuhkan Allah yang menuntun kita ketika kita hendak keluar. 
    .
    Ketika kita mulai jauh dari Tuhan, kembalilah, jangan malah menjauhinya karena itu semakin menyakitiNya.
    Tuhan kangen sama kita, Tuhan ingin memeluk kita dan berkata "Aku Mengasihimu." 

    1 pelajaran yang luar biasa bahwa Tuhanku sangat menyayangiku tanpa melihat rupa dan keadaanku yang dulu. Di dalam Kristus aku telah menjadi manusia yang baru. 

    “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” 2 Korintus 5:17
    .
    Dia hanya ingin aku dan kamu benar-benar datang kepadaNya dengan hati yang tulus karena aku, kamu dan kita semua berharga di mataNya (JE)

  • 0 comments:

    Post a Comment